zaman kerajaan dimana Hindu dan budha
menjadi agama Negara
oleh:
ika wahyu.s
§ Zaman timbulnya kerajaan-kerajaan Arya. Zaman
pemerintahan Raja-raja Maurya (Sampai 185 SM)
Kerajaan-kerajaan
Arya yang terberita dimasa itu ialah Gandhara, Kosala, Kasi, dan Magadha.
Kerajaan-kerajaan itu sudah ada pada waktu hidupnya Budha dan Mahavira, yaitu
600 SM.
Budha berasal dari
Kapitulavastu, letaknya dalam kerajaan Kosala. Dan, didalam daerah itu Budha
menyebarkan agama baru, lebih tepatnya di kota-kota yang terletak di daerah
Magadha. Rajanya yang memerintah pada waktu itu Bimbisara. Hidup pula pada
zaman itu Mahavira, yang menyebarkan ajaran agama Jaina berkanaan dengan
timbulnya agama Budha. Kerajaan Magadha mengalami pasang surut dalam
perjalannannya dan mengalami beberapa pergantian raja dan penakhlukan oleh
bangsa Persia di beberapa bagian daerah Sindh dan Punjab, di hulu sungai Indus.
Sejak abad ke-5 S.M.
sejarah kerajaan Magadha tidak begitu terang lagi. Salah seorang dari keturunan
Bimbisara yang tidak begitu besar kuasanya dibunuh dan diganti oleh menterinya,
bernama Mahapadma Nanda, dari
golongan Sudra. Raja itulah asal keluarga Nanda yang berketurunan 9 orang raja
yang berturut-turut memerintah pada Magadha sampai tahun 322 S.M. pada tahun
itu Nanda yang penghabisan dibunuh oleh Candragupta
Murya. Dengan Candragupta mulailah riwayat kerajaan-kerajaan di india
terang dan dapat ditentukan. Diwaktu pemerintahan raja Magadha berhasil merebut
kuasa yang seluas-luasnya. Akan tetapi dua tahun sebelum ia dingkat menjadi
raja terjadilah suatu peristiwa yang besar berakibat untuk seluruh India, yaitu
penyerbuan oleh Iskandar Zu’l Karnain ke India Utara.
Iskandar Zu’l Karnain adalah seorang raja dan panglima besar
Yunani yang masyhur dalam sejarah Barat purbakala. Waktu masih muda ia mendapat
pendidikan yang sangat luas, bukan dalam keprajuritan saja, melainkan dalam
ilmu filsafat dan pemerintahan. Gurunya ialah ahli filsafat Yunani yang masyhur
Aristoteles. Bapaknya memerintah dalam negeri kecil, yaitu Makedonia. Bapaknya
mempunyai cita-cita mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil Yunani dan memperluas
kerajaanya sampai kedaerah Asia, tetapi sebelum dapat menjalankannya ia dibunuh
oleh seorang penjahat.
Putera mahkota Iskandar Zu’l Karnain menjadi raja
Makedonia pada usia 24 tahun. Dengan segera Iskandar menyiapkan persediaan
untuk meneruskan niat bapaknya. Dengan cepat ia dapat menakhlukkan Asia Muka
(sekarang Turki), Syria, Palestina, Mesir, Persia, dan Baktria. Penakhlukan itu
tidak sampai disitu, belum puas akan pencapaian yang telah diraihnya ia
menyiapkan pertahanan untuk menyerbu India, tepatnya ditepi sungai Jhilam, raja
negeri Poros yang sudah siap menanti kedatangannya dengan tentara yang membawa
persenjataan lengkap. Perang pun tidak dapat terelakkan, namun tidak lama
kemudian raja Poros terpaksa menyerah, setelah ia mendapat luka-luka yang
parah.
Tidak lama setelah
keberhasilan itu tepatnya tiba ditepi sungai Bias, maka balatentaranya mogok
dan menyatakan tidak sedia berperang lagi, melainkan hendak pulang ke negeri
Yunani yang sudah 7 tahun ditiggalkan mereka. Dengan bijaksana Iskandar
memenuhi kemauan tentaranya dan mengumumkan supaya perang India diselesaikan
pada tempat itu saja. Sebelum tentara Yunani balik, Iskandar mendirikan dua
belas candi sebagai rasa terima kasih kepada dewa-dewa kebangsaan. Peristiwa
itu terjadi pada tahun 326 S.M. Akan tetapi tidak lama kemudian, India
terlepaslah dari genggaman kerajaan Yunani.
Setelah tiba dan
mengatur ketentraman dan pemerintahan di Persia, maka Iskandar kawin di Babylon
dengan puteri dari negeri itu, bernama Roxana. Akan tetapi pada malam perajaan
perkawinannya Iskandar tiba-tiba wafat dalam usia 33 tahun. Yang mendatangkan
kematian itu, yang tentu ialah bahwa pada waktu itu kesehatannya amat terganggu
dan badannya lemah juga dikarenakan penderitaan-penderitaan perang selama
Sembilan tahun. Tidak lama setelah Iskandar wafat kerajaan yang belum kokoh dan
terpadu itu mulailah runtuh dan pecah. Bagian-bagiannya dikuasai oleh
panglima-panglima perangnya.
Pengaruh tentara
Yunani masuk ke India yang dipimpin oleh Iskandar terjadilah hubungan yang
makin lama makin erat antara India dengan negeri-negeri disebelah barat. Perhubungan
lalu lintas yang melalui jurang Khaibar sudah terbuka, demikian juga pertalian
denagn kota-kota di pantai Persia. Hasil-hasil dan bahan-bahan dari India mulai
mengalir kenegeri-negeri Barat, dan dengan jalan dagang itu masuklah pula
kebudayaan Hindu ke Asia muka dan kemudian ke kerajaan Romawi.
§ Perintahan Raja-Raja Maurya
Tidak lama setelah terdengar
kabar tentang wafatnya terdengar, penduduk negeri-negeri itu dengan langsung
bertindak untuk merebut kemerdekaanya. Pemimpin gerakan itu ialah Candragupta, keturunan raja Nanda di
Magadha, yang dibuang keluar negerinya dan lari ke India Utara. Meskipun tidak
pernah bertemu dengan Iskandar dan sebagai pemuda bangsawan yang mempunyai
perasaaan keprajuritan ia tentu tertarik oleh kegagahan dan kebijaksanaan
pahlawan itu. Seleukos yang menguasai
bagian timur yang melingkungi India Utara dapat dikalahkan oleh Candragupta dari Magadha. Hal ini
menjadikan Magadha sebagai negeri yang maju dan mempunyai kebudayaan yang
tinggi, pemerintahan, keuangan, kehakiman, perekonomian, serta cara pertahanan
yang teratur. Pusat segala kuasa ialah raja, dibawahnya terdapat raja-raja muda
yang menguasai daerah-daerah atau provinsi-provinsi.
Ia digantikan oleh
puteranya yang kelak mendapat nama yang masyhur dalam sejarah India, ialah Asoka Vardhana (272-232 S.M).
Sebelum Asoka naik
tahta kerajaan ia memegang kuasa sebagai raja muda di India Barat, suatu ujian
untuk menunjukkan kecakapannya. Ia menggantikan bapaknya ketika masih muda,
akan tetapi penobatannya baru dilaksanakan empat tahun kemudian. Berlainan
dengan nenek dan bapaknya ia ternyata seorang lemah lembut, peramah dan suka
berbakti, setia kepada agama dan amat mengasihi rakyatnya. Sungguhpun demikian
ia terpaksa berperang untuk mengadakan ketentraman di Deccan dan menakhlukkan
kerajaan Kalinga. Setelah raja Asoka
mendengar bahwa dalam peperangan itu bnayak korban yang gigur dan di tawan, ia
amat bersedih hati dan bersumpah tidak akan mengangkat senjata lagi terhadap
siapapun juga untuk selama-lamanya.makin lama makin nampaklah kerinduan raja
untuk memeluk agama Budha dan menjalankan segala syarat-syarat agama itu dalam
kehidupan sehari-hari serta dalam pemerintahan.
Dengan resmi raja
Asoka meninggalkan agama Brahma dan memeluk agama Budha. Kemudian baginda masuk
bhiksu (reshi). Dari sikap ini teranglah bahwa agama Budha dizaman itu mendapat
kedudukan sebagai agama kerajaan.
Diwaktu pemerintahan
Asoka seluruh India hampir dapat disatukan. Dalam sejarah India belum pernah
terdapat seorang raja yang begitu luas kerajaannya sperti Asoka. Kerajaan
Candragupta di abad ke-5 sesudah M. dan kerajaan Moghul (Sultan Akbar dan
turunannya) diabad ke-16 dan 17 tidak sampai menjamai kerajaan Asoka. Yang
terpenting dalam sejarah pemerintahan Asoka dan yang memasyhurkan namanya pula
sampai sekarang ialah tulisan-tulisan (prasasti) yang dipahat pada
dinding-dinding dan tiang-tiang batu (zuilen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar