Senin, 10 Desember 2012

Zaman Kerajaan dimana Hindu-Budha Menjadi Agama Negara


zaman kerajaan dimana Hindu dan budha menjadi agama Negara
oleh:
ika wahyu.s
§  Zaman timbulnya kerajaan-kerajaan Arya. Zaman pemerintahan Raja-raja Maurya (Sampai 185 SM)
Kerajaan-kerajaan Arya yang terberita dimasa itu ialah Gandhara, Kosala, Kasi, dan Magadha. Kerajaan-kerajaan itu sudah ada pada waktu hidupnya Budha dan Mahavira, yaitu 600 SM. 
Budha berasal dari Kapitulavastu, letaknya dalam kerajaan Kosala. Dan, didalam daerah itu Budha menyebarkan agama baru, lebih tepatnya di kota-kota yang terletak di daerah Magadha. Rajanya yang memerintah pada waktu itu Bimbisara. Hidup pula pada zaman itu Mahavira, yang menyebarkan ajaran agama Jaina berkanaan dengan timbulnya agama Budha. Kerajaan Magadha mengalami pasang surut dalam perjalannannya dan mengalami beberapa pergantian raja dan penakhlukan oleh bangsa Persia di beberapa bagian daerah Sindh dan Punjab, di hulu sungai Indus.
Sejak abad ke-5 S.M. sejarah kerajaan Magadha tidak begitu terang lagi. Salah seorang dari keturunan Bimbisara yang tidak begitu besar kuasanya dibunuh dan diganti oleh menterinya, bernama Mahapadma Nanda, dari golongan Sudra. Raja itulah asal keluarga Nanda yang berketurunan 9 orang raja yang berturut-turut memerintah pada Magadha sampai tahun 322 S.M. pada tahun itu Nanda yang penghabisan dibunuh oleh Candragupta Murya. Dengan Candragupta mulailah riwayat kerajaan-kerajaan di india terang dan dapat ditentukan. Diwaktu pemerintahan raja Magadha berhasil merebut kuasa yang seluas-luasnya. Akan tetapi dua tahun sebelum ia dingkat menjadi raja terjadilah suatu peristiwa yang besar berakibat untuk seluruh India, yaitu penyerbuan oleh Iskandar Zu’l Karnain ke India Utara.
Iskandar Zu’l Karnain adalah seorang raja dan panglima besar Yunani yang masyhur dalam sejarah Barat purbakala. Waktu masih muda ia mendapat pendidikan yang sangat luas, bukan dalam keprajuritan saja, melainkan dalam ilmu filsafat dan pemerintahan. Gurunya ialah ahli filsafat Yunani yang masyhur Aristoteles. Bapaknya memerintah dalam negeri kecil, yaitu Makedonia. Bapaknya mempunyai cita-cita mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil Yunani dan memperluas kerajaanya sampai kedaerah Asia, tetapi sebelum dapat menjalankannya ia dibunuh oleh seorang penjahat.
Putera mahkota Iskandar Zu’l Karnain menjadi raja Makedonia pada usia 24 tahun. Dengan segera Iskandar menyiapkan persediaan untuk meneruskan niat bapaknya. Dengan cepat ia dapat menakhlukkan Asia Muka (sekarang Turki), Syria, Palestina, Mesir, Persia, dan Baktria. Penakhlukan itu tidak sampai disitu, belum puas akan pencapaian yang telah diraihnya ia menyiapkan pertahanan untuk menyerbu India, tepatnya ditepi sungai Jhilam, raja negeri Poros yang sudah siap menanti kedatangannya dengan tentara yang membawa persenjataan lengkap. Perang pun tidak dapat terelakkan, namun tidak lama kemudian raja Poros terpaksa menyerah, setelah ia mendapat luka-luka yang parah.
Tidak lama setelah keberhasilan itu tepatnya tiba ditepi sungai Bias, maka balatentaranya mogok dan menyatakan tidak sedia berperang lagi, melainkan hendak pulang ke negeri Yunani yang sudah 7 tahun ditiggalkan mereka. Dengan bijaksana Iskandar memenuhi kemauan tentaranya dan mengumumkan supaya perang India diselesaikan pada tempat itu saja. Sebelum tentara Yunani balik, Iskandar mendirikan dua belas candi sebagai rasa terima kasih kepada dewa-dewa kebangsaan. Peristiwa itu terjadi pada tahun 326 S.M. Akan tetapi tidak lama kemudian, India terlepaslah dari genggaman kerajaan Yunani.
Setelah tiba dan mengatur ketentraman dan pemerintahan di Persia, maka Iskandar kawin di Babylon dengan puteri dari negeri itu, bernama Roxana. Akan tetapi pada malam perajaan perkawinannya Iskandar tiba-tiba wafat dalam usia 33 tahun. Yang mendatangkan kematian itu, yang tentu ialah bahwa pada waktu itu kesehatannya amat terganggu dan badannya lemah juga dikarenakan penderitaan-penderitaan perang selama Sembilan tahun. Tidak lama setelah Iskandar wafat kerajaan yang belum kokoh dan terpadu itu mulailah runtuh dan pecah. Bagian-bagiannya dikuasai oleh panglima-panglima perangnya.
Pengaruh tentara Yunani masuk ke India yang dipimpin oleh Iskandar terjadilah hubungan yang makin lama makin erat antara India dengan negeri-negeri disebelah barat. Perhubungan lalu lintas yang melalui jurang Khaibar sudah terbuka, demikian juga pertalian denagn kota-kota di pantai Persia. Hasil-hasil dan bahan-bahan dari India mulai mengalir kenegeri-negeri Barat, dan dengan jalan dagang itu masuklah pula kebudayaan Hindu ke Asia muka dan kemudian ke kerajaan Romawi.
§  Perintahan Raja-Raja Maurya
Tidak lama setelah terdengar kabar tentang wafatnya terdengar, penduduk negeri-negeri itu dengan langsung bertindak untuk merebut kemerdekaanya. Pemimpin gerakan itu ialah Candragupta, keturunan raja Nanda di Magadha, yang dibuang keluar negerinya dan lari ke India Utara. Meskipun tidak pernah bertemu dengan Iskandar dan sebagai pemuda bangsawan yang mempunyai perasaaan keprajuritan ia tentu tertarik oleh kegagahan dan kebijaksanaan pahlawan itu. Seleukos yang menguasai bagian timur yang melingkungi India Utara dapat dikalahkan oleh Candragupta dari Magadha. Hal ini menjadikan Magadha sebagai negeri yang maju dan mempunyai kebudayaan yang tinggi, pemerintahan, keuangan, kehakiman, perekonomian, serta cara pertahanan yang teratur. Pusat segala kuasa ialah raja, dibawahnya terdapat raja-raja muda yang menguasai daerah-daerah atau provinsi-provinsi.
Ia digantikan oleh puteranya yang kelak mendapat nama yang masyhur dalam sejarah India, ialah Asoka Vardhana (272-232 S.M).
Sebelum Asoka naik tahta kerajaan ia memegang kuasa sebagai raja muda di India Barat, suatu ujian untuk menunjukkan kecakapannya. Ia menggantikan bapaknya ketika masih muda, akan tetapi penobatannya baru dilaksanakan empat tahun kemudian. Berlainan dengan nenek dan bapaknya ia ternyata seorang lemah lembut, peramah dan suka berbakti, setia kepada agama dan amat mengasihi rakyatnya. Sungguhpun demikian ia terpaksa berperang untuk mengadakan ketentraman di Deccan dan menakhlukkan kerajaan Kalinga. Setelah raja Asoka mendengar bahwa dalam peperangan itu bnayak korban yang gigur dan di tawan, ia amat bersedih hati dan bersumpah tidak akan mengangkat senjata lagi terhadap siapapun juga untuk selama-lamanya.makin lama makin nampaklah kerinduan raja untuk memeluk agama Budha dan menjalankan segala syarat-syarat agama itu dalam kehidupan sehari-hari serta dalam pemerintahan.
Dengan resmi raja Asoka meninggalkan agama Brahma dan memeluk agama Budha. Kemudian baginda masuk bhiksu (reshi). Dari sikap ini teranglah bahwa agama Budha dizaman itu mendapat kedudukan sebagai agama kerajaan.
Diwaktu pemerintahan Asoka seluruh India hampir dapat disatukan. Dalam sejarah India belum pernah terdapat seorang raja yang begitu luas kerajaannya sperti Asoka. Kerajaan Candragupta di abad ke-5 sesudah M. dan kerajaan Moghul (Sultan Akbar dan turunannya) diabad ke-16 dan 17 tidak sampai menjamai kerajaan Asoka. Yang terpenting dalam sejarah pemerintahan Asoka dan yang memasyhurkan namanya pula sampai sekarang ialah tulisan-tulisan (prasasti) yang dipahat pada dinding-dinding dan tiang-tiang batu (zuilen).       
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar