Rabu, 19 Desember 2012

Kumpulan Makalah-Makalah




Gerakan Keagamaan dalam Agama Hindu
Dipengaruhi Kristen
Oleh:
Lailatul Fawaidah (1111032100053)
                               I.            PENDAHULUAN
Arya Samaj adalah sebuah gerakan reformasi Hindu modern yang didirikan oleh Swami Dayananda Sarasvati, pada tahun 1875. Arya Samaj atau masyarakat Arya, menjadi kuat ketika berada di Punjab,cabangnya di Mumbay (d/h Bombay) yang di dirikan pada tahun1876, mengikuti model Brahmo Samaj (Masyarakat Tuhan) yang didirikan oleh Ram Mohan Roy dan Debendranath Tagore. Penyatuan  kedua gerakan ini tidak berhasil karena keyakinan Swami Dayananda Saravati atas kebenaran mutlak dari Weda, sementara Brahmo Samaj mengambil sebagian ajarannya dari agama Kristen, Para pengikut Arya Samaj menentang pemujaan murti atau patung, serta ingin menyederhanakan ritual Hindu. Interpretasi Swami Dayananda Sarasvati atas Weda ditemukan dalam bukunya berjudul "Vedabhasya"[1]. Para pengikut Arya Samaj tidak mentoleransi pemisahan berdasarkan kasta dalam masyarakat Hindu. Mereka memperkenalkan ide baru untuk mengkonversi orang-orang dari agama lain kedalam agama Hindu, terutama orang-orang Hindu yang sebelumnya beralih ke agama lain (rekonversi). Arya Samaj melakukan karya-karya yang tak ternilai harganya dalam melenyapkan ketidak adilan sosial. Arya Samaj dewasa ini menjadi gerakan global yang bekerja di seluruh dunia.[2]

                            II.            SITUASI SOSIAL POLITIK, KEAGAMAAN INDIA DENGAN MASUKNYA INGGRIS PADA ABAD KE-18-19
Pada tahun 1498, seorang berbangsa Portugis, Vasco dan Gama mendarat di pantai Kerala dan berhasil menanamkan pengaruh portugis di Goa pada tahun1510. Mengingat Portugis tidak memiliki sumber daya yang mencukupi untuk mempertahankan daerah jajahanya, maka kekuasaannya berangsur-angsur digantikan oleh bangsa Eropa lainnya, yaitu Ingris. Spanyol, Belanda dan Perancis. Inggris mulai memasuki India melalui British East India Company dan berhasil mambuka pelabuhan-pelabuhan dagang di Madras (1640), Bombay / Mombai (1668) dan Calcutta (1690).
Kekuasaan Inggris yang semula lebih bersifat dagang, kamudian mulai melakukan penguasaan secara fisik dan politis, mencapai puncaknya dalam pertempuran Buxar pada tahun 1756 melawan para raja India. Kemenangan dalam pertempuran tersebut memberikan Inggris kekuasaan atas daerah-daerah Benggala, Bhar, dan Orissa yang kemudian dalam waktu kurang dari setengah abad disusul dengan kekuasaan atas bagian-bagian lain India.[3]
Pada tahun 1842, pemerintahan Inggris mengambil alih kekuasaan atas India dari British East India Company dan dengan demikian secara mutlak menancapkan kekuasaaanya atas India. Inggris selanjutnya menempatkan seorang gubernur Jenderal di India sebagai wakil mahkota dan pemerintahan.
Perlawanan terhadap penjajahan Inggris diawali pada akhir abad ke-19 atau sekitar Tahun 1.754-1905 M. orang-orang Inggris datang ke India untuk mengawali penjajahan yang di mulai dari kota Delhi, dan di akhiri sampai Tahun 1947 M. melalui penjajahan ini, mereka juga membawa dan menyebarkan Agama Kristen melalui misioneris-misioneris, di samping itu juga mereka menyebarkan kebudayaan Barat. Misioneris datang  dalam jumlah yang besar terjadi pada Tahun 1813 M. dimana para misioneris ini Mendiskreditkan[4]agama Hindu dan berusaha mengkonversi[5] orang-orang Hindu untuk masuk Kristen, dengan cara mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit dan pusat pelayanan umum lainya dengan bantuan pemerintah Inggris, dan upaya ini berhasil menarik simpati orang hindu, terutama dari kasta Pariah (lower caste) untuk berpindah agama. Sehingga ini menjadi tantangan yang sangat berat bagi agama dan kebudayaan hindu.
Untuk melawan propaganda Kristen tersebut maka para cendekiawan hindu yang telah menyelesaikan studinya di luar negeri mulai melakukan reformasi ajaran agama Hindu, peristiwa itu terjadi antara Tahun 1850-1950M. golongan cendekiawan dan sarjana-sarjana yang melakukan reformasi ini yang paling utama adalah yang belajar di Inggris dan Negara-negara Eropa lainya.
Mereka ingin memberikan pengertian yang benar dan sejati mengenai agama Hindu dengan jalan menafsirkan agama Hindu secara modern, dan penafsiran itu berdasarkan atas logika dan reosionalitas serta mengajarkan prinsip-prinsip dan dasar-dasar agama hindu yang praktis dan modern sekaligus membangun kehidupan social sesuai dengan zaman modern.            
 Gerakan golongan rasional ini muncul secara serentak, terutama di India Timur yang berpusat di Kalkuta. Ini merupakan gerakan yang radikal dengan merombak agama Hindu sedemikian rupa. Mereka juga memasukan ajaran-ajaran yang baik dari agama Kristen, Islam, Buddha, Zoroaster, dan lain-lain menjadi ajaran agama Hindu (Upanisadic thought), sehingga agama Hindu menjadi lebih modern dan maju (Mahajan,1990:641-643;Rajeev, 1990:36). Kaum rasional ini mengajarkan nilai-nilai universal dari Hindu, mengajarkan Hindu sebagai “way of life” (jalan hidup); menolak dogma-dogma agama dan takhayul; pemikiran yang bebas dan toleran, serta mengedepankan logika dan rasio.
            Periodisasi zaman Gerakan Hindu Modern (Neo Hinduism)      (Narang, 1969:87) di India pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yatu gerakan yang muncul sebelum India mer
deka (pre Indian Independence) dan gerakan muncul setelah India merdeka (Post Indian Independence). Namun demikian, berdasarkan pokok-pokok ajarannya gerakan ini dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu golongan reformis (pembaharuan Hindu) dan golongan revivalis (kebangkitan kembali Hindu) (Grover, 1998:382). Pemimpin gerakan reformasi yang terkenal adalah Raja Ram Mohan Roy, Mahatma Gandhi, Dewemdranath Tagore, dan lain-lain. Pemimpin-pemimpin gerakan revivalis adalah Swami Dayananda Saraswai, Ramakrishna Paramahamsa, Swami Wiwekananda, dan lain-lain.[6] Untuk mencapai tujuan tertinggi orang tidak perlu beralih agama 
 Bersamaan dengan berlangsungnya gerakan Hindu Modern di India, rupanya juga terjadi gerakan kebangkitan agama Buddha (Narang, 1969:98).
Seperti diketahui bahwa pada sekitar abad ke-14 Masehi, agama Buddha hampir sama sekali lenyap di India. Dr. B. R. Ambedkar (1.891 – 1.956 M), seorang sarjana hukum dari kasta Pariah (di luar catur warna) adalah pelopor pendiri gerakan Neo-Buddhisme di India. Gerakan B.R. Ambedkar ini dimulai dari Maharasta (Grover, 1998:402). Dari sini Ambedkar menyebarkan ajaran- ajaran barunya yang disebut Agama Buddha Baru atau Neo-Buddhisme ke seluruh India. Pada tahon lima piluhan, ia sudah mendapat pengikut lebih dari tiga puluh juta, terutama dari golongan Pariah atau orang-orang yang tidak boleh disentuh (untouchability). Ajaran-ajaran Neo-Buddhisme ini mengambil ajaran-ajarn dari agama Buddha Hinayana (Rajeev, 1990-66; Grover, 1998:402).
            Meskipun gerakan reformasi ini tampak berkembang pada zaman ini, tetapi sesungguhnya juga muncul penentangan dari kelompok Brahmanisme ortodoks. Salah satunya adalah gerakan Hindu Ortodoks yang dipimpin oleh Raja Radakant Deb yang disebut Gerakan Dharma Sabha (Dharma Sabha Movement) pada tahun 1.850 Masehi. Gerakan ini murni dilakukan untuk menentang ajaran agama Hindu dari kelompok reformis dan revivalis (Grover, 1998:384). Berikutnya juga, muncul gerakan Hindu Ortodoks lainnya. Gerakan ini selain menentang ajaran kelompok reformis dan revivalis, juga aktif dalam gerakan politik menentang penjajahan Inggris menjelang India merdeka.[7]
                         III.            ASAL - USUL  ARYA  SAMAJ

Pengaruh kebudayaan Barat memberikan dampak menentukan bagi Hinduisme. Walaupun Hinduisme  popular dan tradisional tetap menguasai masyarakat umum,  namun orang-orang terpelajar sangat – sangat dipengaruhi oleh  ide-ide baru  yang  datang dari Barat. Rasionalisme dan Positivisme cukup memikat pikiran orang-orang yang tidak puas dengan Hinduisme tradisional. Berbagai gerakan reformasi  dimulai, dimana Brahmo-Samaj, Arya-Samaj,dan Ramakrisna Mission merupakan  gerakan yang paling penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa  hubungan  dengan  Barat telah membuat penganut Hinduisme lebih sadar akan keniscayaan untuk menjaga nilai-nilai tradisional Hinduisme, walaupun mereka harus menyesuaikan diri dengan  melintas modern.
Masuknya orang-orang Inggris sebagai penjajah membuat Hinduisme memenghadapi situasi yang berbeda secara kualitatif, serta mengurangi kekuatan Islam, namun Hinduisme harus menghadap sebuah kekuatan  baru, yakni agama Kristen. Pada saat yang sama, Hinduisme dihadapkan dengan sebuah ancaman baru, yakni:  sain, sekularisme dan humanisme. Justru melalui inisiatif orang-orang Barat, pengetahuan tentang Hinduisme ditemukan kembali dan termasuk studi atas kitab Weda. Dampak bagi pengikut Hinduisme tampak dari pernyataan orang  seorang tokoh nasionalis seperti  Swami  Vivekananda  bahwa Max Muller yang mengedit Rig-Weda dimasa modern mungkin adalah reinkarnasi dari Sayana  di masa kerajaan Vijayanegara.
Walaupun ada sejumlah unsur yang dipertimbangkan untuk menjelaskan kebangkitan kembali Hinduisme setelah tahun  1800, namun dari sisi Hinduisme sebagai system religious, orang harus mengenali peran Weda dalam proses tersebut.  Pada masa reformasi awal, justru isu tentang Weda dan otoritas Weda muncul kembali kepermukaan. Tokoh reformasi  Hindu  pertama adalah  Raja Rammohun  Roy  berusaha untuk  membenarkan monoteisme  yang berbasis Vedanta. Sekitar 1830, dia mendirikan gerakan Brahmo Samaj  di wilayah Bengal untuk melanjutkan perjuanganya. Kemudian di akhir abad ke-19, Swami Dayananda Saravati mendirikan gerakan  Arya Samaj di Bombay, memperkuat keabsolutanWeda yang telah dicetuskan oleh gerakan Brahma Samaj.
Menjelang akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, perkembangan Hinduisme mengalami sebuah proses pembalikan. Pada perkembangan sebelumnya, tradisi Hinduisme memperkeras posisinya untuk mempertahankan otoritas Weda karena  di bawa tekanan  Buddhisme,  Jainisme dan Materialisme. Di masa modern, walaupun Hinduisme sekali lagi mendapat tekanan dari sumber Kristiani  yang  rasional,  modernis, dan reformis, Hinduisme tidak bereaksi dengan cara yang sama. Hinduisme sekarang  meninggikan religious di atas otoritas religious dan tidak lagi terikat pada otoritas Weda. Sri Ramakrisna kadang kala melakukan penolakan terhadap Weda dan hanya menggunakanya sebagai simbul. Kemudian Swani  Vivekananda  juga pada saat tertentu meremehkan otorita Hindu berkata: “Jika saya mengutip sebuah teks dari Weda dan memberikan arti yang tidak masuk akal… maka semua orang bodoh akan mengikuti saya”. Dia tidak ragu untuk mengatakan ini dalam ceramah-ceramahnya.[8]



                         IV.            PENYEBAB TIDAK BERHASILNYA  MENGGESER DOMINASI  HINDUISME

1.      Hinduisme  adalah  agama yang Inklusif[9]  (mampu menyerap & memasukkan agama mana saja kedalam  sistemnya
2.        Masyarakat  India  sendiri cukup betah dengan sistem kasta : lapisan bawah (sudra, paria) menerima statusnya  sebagai bagian dari takdir ilahi (karma; samsara), yang hanya bersifat sementara, menunggu atman bertemu dengan brahman, baik lewat proses samadi maupun lewat kematian  ( roh manusia mencapai nirwana)
3.                      Sementara gereja lebih menampilkan wajah barat berdasarka keyakinan bahwa India dapat dibebaskan  dari belenggu kemiskinan dan penderitaan jasmani dan rohani bika mereka semua di-Kristenkan dan di- Baratkan.[10] 

                            V.            SLOGAN  ARYA  SAMAJ
Slogan  Arya Samaj adalah kembali kepada Weda ” dengan tekanan pada usahanya untuk membuktikan bahwa segala hasil perkembangan ilmu pengetahuan  modern pada dasarnya telah terdapat dalam kitab-kitab Weda.[11]

                         VI.            TUJUAN  ARYA  SAMAJ
Tujuan Arya Samaj adalah untuk memperbaharui  Agama  Hindu  supaya  dapat bersaing dengan agama-agama yang lain  dan bagaimana dapat mengadakan sintese antara  yang  kuna dan  yang baru,  antaraTimur dan Barat,  agar  orang  dapat  memberikan jaminan akan keagungan akal dan roh India. Menyebarkan faham keesaan Tuhan dengan berlandaskan  kitab suci Hindu yaitu Veda.
 Mereka berpendapat bahwa masyarakat  modern dapat diatur dan diselenggarakan dengan  Veda. Veda  dianggap sebagai sumber  kebenaran.[12]



                      VII.            TOKOH-TOKOH  ARYA  SAMAJ
a.       Swami Dayananda Saraswati
Gerakan Arya Samaj didirikan Oleh Swami Dayananda Saraswati pada (1824-1884), Swami Dayananda Sarasvati lahir pada 12 februari, 1824 di Tankara, dekat Morbi di Kathiyawad wilayah (kabupaten Rajkot) dari Gujarat.
Ketika ia lahir, ibunya Padiben tidak suka melihat dia. Dia memberinya kepada ayahnya dan berkata, "Ini bukan anakku" Karena dia lahir di bawah nakshatra mul. Nama asli Swami Dayanand Saraswati adalah Mool Shankar Tiwari. Ia dilahirkan dalam keluarga kaya Brahmana.
Sebagai seorang anak, Dayananda dibesarkan di bawah kekuasaan Brahmana ketat, dan pada usia delapan dia diinvestasikan dengan Thread Suci (Upanayna). Ketika ia berusia empat belas ayahnya membawanya ke kuil pada kesempatan Shivaratri. Dayananda  harus cepat dan tetap terjaga sepanjang malam dalam ketaatan kepada Tuhan Shiva. Di malam hari ia melihat tikus menggigit persembahan kepada Tuhan dan berjalan di atas tubuh Siwa. Dia mencoba untuk mencari tahu mengapa hal ini dari para tetua "Allah SWT" tidak bisa membela diri terhadap ancaman dari tikus kecil, yang ia ditegur. Insiden ini  membuat hancur iman Daya Nanda Saraswati dalam penyembahan berhala dan setelah itu ia menolak untuk berpartisipasi dalam ritual keagamaan untuk sisa kematian life. Di  awal remaja dia akan menikah, seperti yang umum di abad kesembilan belas India, namun ia memutuskan menikah bukan karena dia dan pada tahun 1846 lari dari rumah.
Pada usia sembilan belas Dayananda Saraswati lari dari rumah untuk melarikan diri dari pernikahan paksa. Ia tertangkap dan dipenjarakan. Dia melarikan diri lagi di tahun 1845, Selama lima belas tahun ia mengembara di seluruh negeri dalam mencari seorang guru. Pada 1860, ia menemukan guru dan mentor Swami Virjanand Saraswati di Mathura. Dia buta.
Dayananda Saraswati menghabiskan hampir dua puluh lima tahun, 1845-1869, sebagai seorang pertapa mengembara, mencari kebenaran agama. Seorang pertapa adalah seseorang yang menyerah barang material dan menjalani kehidupan penyangkalan diri, yang ditujukan untuk hal-hal rohani. Dia tinggal di hutan, di retret di Pegunungan Himalaya, dan di sejumlah situs ziarah di India utara. Selama tahun ini Dayananda Sarasvati mempraktekkan berbagai bentuk yoga. Birajananda percaya bahwa Hindu telah menyimpang dari akar sejarah dan bahwa banyak dari praktik telah menjadi tidak murni. Dayananda Saraswati menjalani pelatihan ketat di bawah Swami Virjanand Saraswati. Virjanand Saraswati memberinya Dayananda nama dan sebagai guru dakshina diekstraksi janji dari Dayananda bahwa ia akan mengabdikan hidupnya untuk kebangkitan Hindu.
Dayanand Saraswati melakukan tur seluruh daerah, membuat pidato berapi-api mengutuk sistem kasta, penyembahan berhala, dan perkawinan anak. Dia menganjurkan usia ideal untuk seorang gadis menjadi antara 16 dan 24, dan bagi pria antara 25 dan 40. Dayanand Saraswati adalah pemimpin pertama dalam bidang teologi yang menyambut kemajuan ilmu dan teknologi. Baginya, Veda sebagai buku sumber mengandung benih ilmu pengetahuan, dan kepadanya, Veda mendukung filsafat realisme dinamis.
Dayanand Saraswati didirikan Arya Samaj di Mumbai pada tahun 1875 untuk mempromosikan pelayanan sosial. Arya Samaj, mendalilkan dalam keadilan prinsip yang sama bagi semua orang dan semua bangsa, bersama-sama dengan kesetaraan gender. Ini repudiates sistem kasta turun-temurun, dan hanya mengakui profesi atau serikat, sesuai dengan bakat pelengkap laki-laki dalam masyarakat. Dia mengutip Veda dan teks-teks agama lainnya yang isinya bersikeras bahwa keselamatan bukan hanya moto Hindu atau Arya, seperti yang diyakini. Untuk menjalani kehidupan duniawi berbuah, bekerja untuk sebuah tujuan mulia itu penting, dan ia berkhotbah bahwa keselamatan adalah mungkin melalui pelayanan sosial.
Karena pemikiran yang radikal, Swami Dayananda telah mengakui sisi musuh dari semua bidang kehidupan. Pada kesempatan Deepavali pada tahun 1883, ia adalah seorang tamu dari maharaja dari Jodhpur. The Maharaja sangat ingin menjadi muridnya dan belajar ajaran-ajarannya. Suatu hari Dayananda pergi ke kamar kecil Maharaja dan melihat dia dengan seorang gadis bernama tari Nanhi Jan Dayananda berani meminta Maharaja untuk meninggalkan gadis dan semua tindakan tidak etis dan mengikuti dharma seperti Arya benar.
 Saran Dayananda yang membuat tersinggung gadis tari dan dia memutuskan untuk membalas dendam. Dia menyuap  juru masak Dayananda untuk meracuninya. Saat tidur, juru masak membawakan segelas susu yang mengandung racun dan kaca bubuk. Dayananda minum susu dan pergi tidur hanya untuk bangun kemudian dengan sensasi terbakar. Ia segera menyadari bahwa ia telah diracuni dan berusaha untuk membersihkan sistem pencernaan nya zat beracun, tapi itu terlambat. Racun telah memasuki aliran darah. Dayananda terbaring di tempat tidur dan menderita sakit luar biasa. Banyak dokter datang untuk memperlakukan dia tapi semua itu sia-sia. Tubuhnya ditutupi seluruh dengan luka pendarahan besar. Pada melihat ini Dayananda menderita, juru masak merasa bersalah dan penyesalan yang tak tertahankan, kemudian dia mengakui kejahatannya ke Dayananda. Di ranjang kematiannya, Dayananda memaafkannya dan memberinya sekantong uang dan menyuruhnya untuk melarikan diri ke kerajaan supaya ia dapat menemukan dan dieksekusi oleh pria Maharaja. Swami Dayananda Saraswati menghembuskan nafas terakhir meneriakkan "Om".[13]

b.      Ramakrisna Paramahamsha

Ramakrisna Paramahamsha (1834-1886), adalah seorang imam di Calcutta yang mengalami bahwa tidak ada perbedaan antara dirinya dengan Tuhan. Hanya Tuhan ada padanya dan tidak ada yang lain. Ia dapat belajar tentang agama Islam dan Kristen dan ia mengklaim bahwa perbedaan agama hanyalah merupakan perbedaan cara dan jalan menuju Tuhan.[14]
Nama kecilnya Ramakrisna Paramahamsha  adalah  Gadahar Chattopadyay.  Dia berasal dari keluarga Brahmana di desa kamarmukur, Benggal, Pada usia 20 tahun  dia menjadi Pujari (Sejenis Pemangku) di sebuah kuil. Ramakrishna adalah seorang revivalis yang lahir dalam kalangan tradisi, bukan dari pendidikan modern. Namun, dia mengakui bahwa dalam meditasinya telah berhasil merealisasikan berbagai wujud Tuhan seperti, Krishna, Rama, Yesus, dan lain-lain (Sharma, 2002:284). .[15]
            Ajaran-ajaranya itu berpangkal pada bermacam-macam kepercayaan yang ada. Yang sebenarnya menuju pada satu tujuan perealisasian Tuhan.[16]
Keyakiana ini baginya bukan hanya suatu ajaran  yang di dapat ole akalnya, melainkan suatu keyakinan yang dilahirkan oleh pengalaman.[17]
Gerakan Ramakrishna Mission juga mengajarkan paham :
·         Paham monisme absolut dan memandang dunia sebagai ilusi atau maya
·         Mengakui Brahma adalah nyata, dan merupakan wujud  mutlak atau Tuhan yang impersonal.[18]
Memahami pemikiran Ramakrishna merupakan suatu usaha yang cukup sulit karena dapat keliru dalam menanggapiarah yang sebenarnya. Pemikirannya lebih bersifat intuitif dari pada intelektual, sehingga kalau hanya menekankan pada segi intelektualnya saja, maka ibarat orang pergi ke kebunbuah-buahan bukan untuk memakan buahnya tetapi hanya berspekulasi menghitung-hitung cabang masing-masingpohon dan daun pada setiap cabang tersebut.[19]
Keyakinan Ramakrishna adalah persaudaraan yang Universal (Tatawa asih) dan Tuhan semesta.
Sri Ramakrisna adalah orang tulen, yang sudah bertahun-tahun sebagai Bhakta memuja Ibu ilahi di kuil Daksinaswar, di dekat Calcutta. Sesudah itu ia mulai dengan memberitakan agama Hindu yang dimurnikan dan mengumpulkan beberapa murid yang dengan rajin meneruskan ajaranya.
Murid-murid ini mempergunakan cara misi atau zending. Mereka mendirikan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, dan poliklinil-poloklinik, serta mrnggambarkan agamanya dengan surat selebaran dan bacaan-bacaan lainya.
Tujuan Ram Krisna Mission ialah untuk membersihkan Hindu agar orang Hindu jangan menjadi Kristen.
Murid Sri RamaKrisna yang paling terkenal adalah Swami Vivekananda. Ia mencoba memberikan keterangan yang modern terhadap agama Hindu.[20]
c.       Swami Vivekananda

Swami Vivekananda (1843-1902) adalah Penerus dari Ramakrishna Paramahamsa yang Lahir dari keluarga Ksatrya dengan nama kecil Narendra. Kehidupannya terbilang cukup singkat karena dia meninggal di usia 39 tahun (1.863 M–1.902 M). Swami Vivekananda adalah pendiri Wedanta Samaj dan Ramakrishna Mission (1.897 M). Vivekananda mendapatkan pendidikan berbahasa Inggris dan mempelajari berbagai macam aliran filsafat, baik barat maupun timur. Kecerdasan dan keberanian telah mengantarnya ke konferensi agama-agama (All Word Religious Conference) di Chicago dan berpidato di sana, pada tahun 1.893 M. Pidato ini menjadi rujukan untuk memahami ide-ide Swami Vivekananda tentang agama.
Swami Vivekananda mengajarkan ajaran Neo Hinduisme untuk meninggalkan semua takhayul. Ajaran agama yang harus diikuti adalah ajaran yang rasional (Vedantic Doctrine). Bagi Vivekananda, kepercayaan kepada dogma-dogma agama adalah yang nomor dua, karena pelayanan dan pengabdian kepada sesama lebih utama dari itu (Rajeev, 1990:39; Grover, 1998:389; Sharma, 2002:285). Dia adalah pengikut fanatik ajaran Karma Marga. Menurutnya, setiap orang akan menjadi suci apabila orang mempersembahkan dirinya sendiri kepada Tuhan berdasarkan cinta kasih dan melayani sesamanya dengan penuh kasih sayang. Spiritualitas lebih penting dari upacara agama. Seperti juga gurunya, Vivekenanda meyakini bahwa semua agama (Sarwa Dharma atau The Truth of All Religions) mengajarkan jalan untuk bersatu dengan Tuhan.[21]
Karma-yoga atau pelayanan tanpa mengharpakan upahnya, adlah persiapan yang terbaik guna memimpin jiwa kepada tujuanya. Oleh karena itu musuh yang terbesar bagi kerohanian aialah permusatan perhatian kepada dirinya sendiri. Aku manusia harus ditaklukan kepada pelayanan yang menyangkal diri sendir. Tuhan silayani di alam orang-orang yang sengsara dan yang di injak-injak. Vivekananda memeberitakan : “satu-satunya Tuhan yang saya percaya ialah jumlah dari keseluruhan jiwa, bahkan lebih dari itu, saya percaya kepada Tuhanku, yang terdapat pada orang-orang jahat, orang-orang yang sengsara, orang-orang yang miskin dari segala bangsa”. Itu dalah berita keselamatan yang dibawa Ramakrisna bersama-sama dengan para pengikutnya.[22]
Swami Vivekananda juga seorang tokoh terbesar yang sangat berpengaruh dalam “mendinamiskan agamaHindu”. Ia menafsirkan ajaran Advaita dengan tafsiran yang mampu membawa kebangkitan agama Hindudengan menekankan pada nasionalisme dan usaha-usaha kemasyarakatan. Dia juga mengatakan bahwa India memerlukan otot dari baja, yang hanya dapat tercapaikalu cita-cita Advaita, cita kesatuan, dapat dimengerti dan terwujud. Mengenai brahman, vivekananda memebrikan pengertian yang kemudian merupakan suatu permulaan bagi suatu agama baru. Interprestasinya sangat berpengaruh di kalanagan bangsa India. Dimana tafsiran Advaita itu selanjutnya mengatakan bahwa Tuhan dan tanah air India adlah satu; membebaskan tanah air adalah juga membebaskan tuhan. Dan konsep maya, menurut dia, bukanya memberikan pengertian ilustrasi semata, tetapi melalui maya justru dapat dimengerti “realitas” yang sesungguhnya sehingga menjadi jelas bahwa Advaita bukan bersifat pasif tetapi sebaliknya, bersifat aktif. Brahma itu sendiri menurut Swami Vivekananda adalah nyata. Dengan demikan dapat dikatan bahwa gerakan ini sebenarnya bukan merupakan keagamaan saja, tetapi juga merupakan gerakan kebangsaan India.[23]

                   VIII.            AJARAN-AJARAN GERAKAN ARYA SAMAY

Ajaran pokok bagi Arya Samaj adalah untuk mengembalikan dan memperbaiki  agama Hindu untuk memperkuat teknologi modern di India dan menolak dominasi Barat. Baik dalam dalam bidang pemikiran, agama, moral, maupun dalam politik.
Ajaran pokok untuk menjadi seorang anggota Arya Samay, harus memperhatikan dan  memenuhi sepuluh ajaran yaitu:
1)      Tuhan adalah sebab pertama dari segala ilmu pengetahuan yang benar dan     segala sesuatu  yang dikenal nama-Nya.
2)      Tuhan adalah segala kebenaran, segala pengetahuan, segala sikap perbuatan. Tuhan berdiri sendiri,  tidak bergantung pada apapun. Tuhan mahabesar, adil, mahakasih,  tidak diperanakkan, tidak terbatas, tidak berubah-ubah, tanpa permulaan, tidak dapat diperbandingkan, sumber dari segala kekuatan, meliputi segala sesuatu, mahatahu, tidak akan musnah, kekal abadi, bebas dari rasa takut, mahasuci, dan merupakan sebab dari alam semesta. Hanya kepada-Nyalah sesembahan diberikan.
3)      Weda adalah kitab pengetahuan yang benar dan orang-orang Arya wajib membacanya, wajib mendengarkannya dengan baik pada waktu kitab tersebut dibaca, wajib mengajarkan dan mengembangkannya kepada orang lain.
4)      Orang  harus menerima kebenaran dan menolak  yang tidak benar.
5)      Segala perbuatan hanya dilakukan dengan mengharapkan kebaikanya semata dan harus dilakukan setelah mempertimbangkan baik buruknya terlebih dahulu.
6)      Tujuan utama dari Samaj adalah berbuat baik dan melakukan kebaikan di dunia dengan meningkatkan perbaikan jasmani, rohani dan keadaan social manusia.
7)      Segala sesuatu harus dinyatakan dengan rasa cinta kasih, adil, dan menjungjung tinggi kebaikan.
8)      Ketidak-tahuan harus dihilangkan dan pengetahuan  yang  benar harus diresapi.
9)      Tidak seorang pun berpendapat bahwa dirinya saja  yang  baik.  Orang harus  menghargai kebaikan  orang lain.                                                       
10)   Menjunjung tinggi yang bermanfaat bagi keadaan social seluruh masyarakat dan tidak boleh memperturut diri mencampuri  orang lain; akan tetapi dalam masalah pribadinya seseorang boleh berbuat  bebas.[24]

                         IX.            KEBAKTIAN  ARYA  SAMAJ

Kebaktian  yang dilakukan pada hari Minggu gerakan ini barang kali agak terpengaruh oleh agama Kristen.
Kebaktian itu dilakukan dengan menyanyikan kidung-kidung, doa-doa, khotbah, ibadat korban sebagaimana yang diajarkanWeda. Organisasi gerakan ini sangat kuat dan memiliki sikap anti asing atau Kristen  yang sangat kuat. Tetapi dalam hubungannya dengan  Islam, gerakan ini mampu hidup bersama-sama untuk jangka waktu  yang  cukup lama[25]

                            X.            KEYAKINAN GERAKAN ARYA SAMAJ

Gerakan ini menyakini bahwa kitab Weda adalah Abadi dan merupkan dasar dari agama hindu, akan tetapi menafsirkannya  sedemikian rupa sehingga kadang-kadang dianggap tidak beralasan oleh orang-orang Hindu yang beraliran ortodoks (terutama dikalangan Shanata Dharmis). [26]

                         XI.            KESIMPULAN
Gerakan Arya Samaj adalah sebuah sekte reformasi yang kuat dan modern, dimana agama Hindu ini tidak hanya menyentuh aspek kerohanian manusia saja, melainkan sudah menjadi pandangan hidup, nafas kebudayaan dan landasan struktur kemasyarakatan. Dimana pengaruh Barat  hadir dengan corak  teologi yang sepintas lalu menjadi religiositas dan budaya hindu.
Pada masa  gerakan arya samaj  ini,  ajaran-ajaranya di pandang  sebagai  ajaran yang  mengenai ketentraman jiwa yang paling tinggi, manusia yang telah sadar akan kesatuannya dengan Allah akan dilepaskan dari segala hawa nafsu dan keinginannya akan aman.
Kepercayaan  aliran ini Selain kitab Weda, Hinduisme juga sangat menghargai hasil kesusasteraan yang termaktub dalam kitab Ramayana dan Mahabarata, dimana keduanya mengungkapkan perihal nilai perjuangan menegakkan kebenaran. Ramayana adalah hasil karya Walmiki yang mengemukakan peranan Rama dan Sinta dalam menghadapi keangkaramurkaan Rahwana; sedangkan Mahabarata hasil tulisan Wiyasa menampilkan peranan Pandawa melawan kejahatan Kurawa.
Dan gerakan modern ini muncul untuk melawan kristenisasi di India dan juga pengaruh Barat lainya.





DAFTAR PUSTAKA:
Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum,Pt Grafindo Persada, Jakarta,  2010
Ali, Matius, Filsafat India sebuah pengantar & Buddhisme, Tangerang,  Sanggar Luxor, 2010
Ali, Mukti, Agama-agama Dunia, IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta, 1988
Aritonang,  Jan s, dan Jonge, De, Apa dan Bagaimana Gereja? Pengantar  sejarah eklesiologi, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009
Hadiwijono, Harun, Agama Hindu dan Buddha, Jakarta, PT BPK Gunung Mulia, 2010.
Hadiwijono,Harun, Sari Filsafat India, PT BPK Gunung Milia, Jakarta, 1989
http://dharmavada.wordpress.com/2009/11/13/sajak-%E2%80%93-sajak-swami-vivekananda/#more-270
http://www.padmabhuana.com/Evolusjai-Agama-Hindu-di-India-dan-Budayanya.html






Buku "Vedabhasya" (komentar veda) yang isinya membahas  tentang berbagai topik seperti realisasi Tuhan, Vedanta, Kristen dan Islam, perang dan perdamaian, dan India destiny,dengan Ajaran yang menegaskan bahwa dunia ini adalah nyata dan bahwa ada perbedaan kekal dan abadi antara jiwa individu dan Tuhan.        
[3] Dhurorudin Mashad, Muslim di India, (Jakarta, Pecil-324, 2006),h.4
[4] Mendiskreditkan yaitu: mengesampingkan
[5] Mengkonversi yaitu: menggabungkan
[8]Matius  Ali, Filsafat India sebuah pengantar Hinduisme & Buddhisme,( Sanggar Luxor, Tanggerang, 2010),  h. 26-27
[9] Inklusifis yaitu percaya akan kebenaran Agamanya, namun tidak menutup kemungkinan untuk menerimakebenaran dari agama lain yang bersifat terbuka dan tidak fanatik. Lawan dari inklusifisme adalah eklusifisme, yaitu hanya mengakui kebenaran agamanya saja dan menolakkebenaran agama lain yang bersifat tertutup dan fanatik.
[10] De jonge dan  Jan s. aritonang, Apa dan Bagaimana Gereja? Pengantar Sejarah Eklesiologi, (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2009), h. 71
[11]Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, (IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta, 1988), h. 89
[12] Harun Hadiwijono, Sari Filsafat India,( PT BPK Gunung Mulia, Jakarta,  1989), h. 104
Aum atau Om,bagi Arya sanaj dianggap menjadi nama tertinggi dan paling tepat dari Allah.
[14] Konrad kebung, (Filsafat Berfikir Orang Timur {Indonesia, Cina dan India} ), Jakarta. PT.prestasi Pustaka Kasih, h.118
[16]Matius Ali, Filsafat India sebuah pengantarHinduisme&Buddhisme,(Sanggar Luxor,Jakarta 2010), h. 28
[17] Harun Hadiwijono, Sari Filsafat India, (PT BPK Gunung Mulia, Jakarta,  1989), h. 105

[18] Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, (IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta, 1988) h. 91
[19]ibid, h. 92
[20] Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan buddha  Jakarta, PT. BPK Gunung  Mulia, h.552

[22] Harun Hadiwijono, Sari Filsafat India, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta,  1989, h. 106


[23] Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, (IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta, 1988), h. 93
[24]Mukti Ali, Agama-agamadi Dunia,( IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta,1988), h.90
[25]Mukti Ali, Agama-agamadi Dunia,( IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta,1988), h. 91
[26] ibid, h. 90



REVISI
Gerakan Keagamaan Dalam Agama Hindu Di Pengaruhi Agama KriSTEN

Oleh :
Siti Nurhayati
(1111032100043)
I. PENDAHULUAN
Agama  Hindu, yaitu agama yang berkembang sampai dewasa ini di India. Hinduisme sesungguhnya agama Brahma  yang sudah bercampur dengan anasir-anasir agama Budha, Yaitu kebudayaan Dravida  dan filsafat-filsafat India.[1] Pada awalnya bangsa India amatlah besar pemikiran-pemikiran filsafat India. Namun, sesudah abad ke-14 filsafat India mulai mundur. Pemikiran sendiri menjadi mandul. Tokoh-tokoh yang hanya setengah saja telah puas dengan menirukan gema-suara zaman yang lampau. Keadaan yang demikian itu berlarut-larut hingga akhir abad ke 18. Pada waktu itu timbullah kemungkinan serta awal perkembangan baru. Hal ini disebabkan karena pertemuan pemikiran India dengan kebudayaan Barat. Kedatangan kebudayangan Barat menimbulkan reaksi yang hebat dari pihak pikir India.[2]
Agama Kristen masuk India pada abad ke-19. Dari sinilah pertemuan antara agama Hindu dengan agama Kristen yang menimbulkan gerakan-gerakan. Gerakan-gerakan tersebut  yang melatar belakangi penulis menulis makalah sejauh pemahaman pemakalah  dari sumber yang tersedia.

II. LATAR BELAKANG SOSIAL POLITIK, DAN KEAGAMAAN
Dalam bagian pertama kita sudah terangkan bahwa dari pada permulaan tarich Masehi sampai abad ke-4 perhubungan dasar antara kerajaan Romawi dan benua Timur (Iran dan India) bertambah luas. Perhubungan itu sebagai mana kita tahu mulai terbuka sejak penyerbuan Iskandar Zul Karnain ke india Utara.
Setelah bangsa Arab dalam Abad ke-7 dan ke-8 merebut tanah Mesir dan Iran, maka perhubungan yang langsung antara Eropa dengan India terputus. Sejak itu perniagaan dengan daerah Timur pindah ketangan orang Arab. Perjalanan dagang itu melalui teluk Persia atau teluk Kolzum. Saudagar-saudagar di Eropa menerima barang dari Timur dipelabuhan-palabuhan dilaut tengah, yang dujual mereka dipasar-pasar diEropa Tengah dan Utara. Yang memegang monopoli dagang itu mula-mula ialah saudagar-saudagar Italia dari Venezia dan Genova.[3]
Pada tahun 1498, seorang berbangsa Portugis, Vasco dan Gama mendarat di Pantai Kerala dan berhasil menanamkan pengaruh portugis di Goa pada tahun 1510. Mengingat Portugis tidak memiliki sumberdaya yang mencukupi untuk mempertahankan daerah jajahannya, maka kekuasaannya berangsur-angsur digantikan oleh bangsa Eropa lainnya, yaitu Inggris, Spanyol, Belanda dan Perancis. Inggris mulai memasuki India melalui British East Indian Company dan berhasil membuka pelabuhan-pelabuhan dagang di Madras (1640), Bombay/Mumbay (1668) dan Calcuta (1690).
Kekuasaan Inggris yang semula lebih bersifat dagang, kemudian mulai melakukan penguasaan secara fisik dan politis mencapai puncaknya dalam pertempuran Buxar pada tahun 1756 melawan para raja India. Kemenangan dalam pertempuran tersebut memberikan Inggris kekuasaan atas daerah-daerah Benggala, Bhar dan Orissa yang kemudian dalam waktu kurang dari setengah abad disusul dengan kekuasaan atas bagian-bagian lain India. Pada tahun 1842, pemerintah Inggris mengambil alih atas kekuasaan atas India dari British East Indian Company dan dengan demikian secara mutlak menancapkan kekuasaannya atas India. Inggris selanjutnya menempatkan seorang Gubernur Jendral di India sebagai wakil Mahkota dan pemerintahannya.[4]
Perlawanan terhadap penjajahan Inggris diawali pada akhir abad 19, ketika Mahatma Ghandi kembali dari Afrika Selatan dan partai Konggres di bentuk (1887). Selama kurang lebih setengan abad lamanya , gerakan ke merdekaan india menuntut ke merdekaan penuh untuk ke merdekaan India. Pemempin –pemimpin terkenal dalam gerakan ini antara lain Mahatma Ghandi , Pandit jawa harlal nehru dan muhamad ali Jhinnah .Pada tahun 1935 ,Inggris mengumumkan apa yang di nama kan The Government of India AcT yang merupakan undang –undang Dasar untuk pemilihan Dewan Perwakilan di provinsi-provinsi. Banyak kedudukan dalam DEWan –DEWan tersebut di Menangkan oleh Partai kongres dan Liga Muslim[5]
Pada tahun 1940 , untuk pertama kalinya Liga Muslim menuntut satu negara khusus untuk orang –orang Islam .Liga Muslim khawatir bahwa rencana kemerdekaan india akan memberikan orang-orang Hindu kekuasaan yang terlalu banyak atas warga Muslim . menjelang berakhirnya Perang Dunia II, tuntutan kemerdekaan  makin didesakkan kepada pemerintah Inggris yang menghasilkan dibentuknya suatu negara tersendiri bagi penduduk Islam di India .Bulan Maret 1947,Inggris mengumumkan Partition Plan untuk memisahkan 2 komunal Muslim dan Hindu di India .Pada Tanggal 3 juni 1947 , Pemerintah Inggris membebaskan Pakistan sebagai negara baru bagi ke lompok Muslim . Tanggal 1 juli 1947, Parlemen Inggris menyetujui The India  Independence Act sebagai landasan proklamasi ke merdekaan India ,yang di lanjutkan dengan pengalihan ke kuasaan pada Tanggal 5 Agustus 1947.[6]

II. GERAKAN BRAHMA SAMAY, TOKOH DAN AJARANNYA
sGerakan Brahma Samay merupakan gerakan pembaharuan Hinduisme sebagai reaksi dari pengaruh agama Kristen.[7] Gerakan ini menolak politeisme, pemujaan petung-patung, korban binatang, menghancurkan dihapuskannya praktek sati (pembakaran janda), perkawinan anak-anak dan menolak praktek poligami.
Gerakan ini didirikan di Bengala. Tokoh-tokohnya yang sangat terkenal adalah Ram Mohan Roy (1774-1833), Davendranath Tagore (1817-1905), dan Keshab Chandra Sen (1838-1884).

Tokoh-Tokoh Brahma Samay
A. Ram Mohan Roy
 Ram Mohan Roy adalah seorang pembaharu agama, sosial, pendidikan India yang menentang budaya tradisi Hindu dan menunjukan garis kemajuan bagi masyarakat India dibawah kekuasaan Inggris. Ia juga merupakan seorang cendekiawan ahli arab dan persi. Karya pertamanya berjudul Tuhfat al-Muwahhidin yang dituliskan dalam bahasa Arab dan Persia, ia juga mempelajari bahasa sansekerta terutama untuk mempelajari agama Hindu. Bahasa Inggris dipelajarinya karena kaitannya dengan East Indian company. Bahasa Yunani dan bahasa Ibrani dipelajarinya dari misi Serampone de dekat kalkuta. Ram Mohan Roy sering disebut sebagai bapak modernisasi semacam deisme rasionalis.[8]
Setiap hari Sabtu Brahman Samay mengadakan pertemuan yang disusun seperti kebaktian orang kristen pada hari Minggu. Pertemuan itu dibagi menjadi empat bagian, yaitu membaca ayat-ayat dari sukta-sukta weda, sesudah itu dibacakan bagian-bagian dari kitab Upanisad, yang diterjemahkan kedalam bahasa Benggala. Lalu, diadakan khotbah dalam bahasa Benggala dan akhirnya dinyanyikan nyanyian-nyanyian yang diiringi dengan musik. Kumpulan ini dipimpin oleh seorang Brahman. Akan tetapi Ram Mohan Roy menentang ajaran Trinitas. Ia melindungi agama Hindu menghadapi polemik para penulis Kristen yang tidak jujur. Ia juga menentang adanya praktek sati (pembakaran janda) dan perkawinan anak-anak.
Ram Mohan Roy memiliki ide tentang adanya satu agama yang bersifat semesta yang suatu saat nanti tentu akan diterima oleh seluruh umat manusia. Agama “semesta” ini haruslah agama yang dapat diterima bersama dan ajaran-ajarannya juga harus merupakan milik bersama, dengan meniadakan segi-segi yang bersifat memecah. Ia berkeyakinan bahwa “tuhan” yang benar adalah  merupakan bagian dan milik agama yang dimaksud. Tekanan satunya agama secara mendasar ini merupakan ajaran Ramakhrisna, Vivekananda, Tagor, dan Radakrishnan, sungguhpun “sama” dan “satu”nya pada dasarnya berbeda juga.[9]

B. Devendranath Tagore
Devendranath Tagor adalah ayah dari penyair Bengali yang sangat terkenal, Rabindrananath Tagore. Ia menggantikan Ram Mohan Roy sebagai pemimpin gerakan Brahman Samay, dan melanjutkan usahanya, yaitu menentang keras penggunaan patung-patung dalam peribadatan. Ia sangat waspada dan hati-hati terhadap ajaran agama Kristen yang mengaburkan transendensi Tuhan melalui inkarnasi, juga terhadap pengaruh “advaita” yang dapat mengaburkan dan membuyarkan perbedaan antara penyembah dengan yang disembah. Ia berusaha memperteguh monoteisme dengan menerbitkan ontologi kitab-kitab Upanisad yang dianggap mendukung monoteisme. Hal ini  yang dimaksudkan dengan Brahma-Dharma.[10]
Dalam perkembangan yang demikian, karena pertemuan gerakan ini sering diadakan hampir setiap minggu sekali, maka tahun 1834 ia menganggap perlu mengadakan suatu organisasi srtuktural yang memiliki daftar nama para pengikutnya, yang disebut dengan “Prasetya Brahma” (dalam literatur Barat sering ditemukan  dengan sebutan “Brahman Covenant”). Organisasi ini menolak patung-patung dalam peribadatan dan hanya menyembah  Tuhan karena cinta dan pengabdian semata. Bagi dia, yang penting adalah doa dan puja dengan khusyuk dan taat sepenuhnya dan inilah yang sebenarnya dimaksud dengan hubungan langsung dengan Tuhan. Dibandingkan dengan Ram Mohan Roy, Devendranath sering dinilai kurang rasionalis.[11]

C. Keshab Chandra Sen
 Keshab Chandra Sen adalah seorang filsuf India dan pembaharu sosial yang berusaha untuk menggabungkan teologi Kristen dalam kerangka pemikiran Hindu. Ia aktif dalam gerakan Brahma Samay sejak tahun1857.
 Ia berpendapat bahwa  yang terpenting dari ajaran tentang ” Brahma” adalah konsepsi tentang “kebapaan Tuhan” dan “keputraan Manusia  Pemikirannya sering dinilai kurang theologis. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya Keshab mengajarkan konsep keagamaan yang kurang bersifat Hindu lagi. Tetapi sebaliknya, lebih mengembangkan konsep keagamaan yang agak kekristenan. Pada masanyalah muncul suatu gerakan yang disebut Adi Brahma Samaj. Juga pada masanya gerakan Brahma Samaj mencapai puncak tetapi sekaligus menurun. Pada 1879, ia mengajarka semacam “takdir baru” yang dianggapnya melebihi apa yang pernah ada pada agama Yahudi dan Kristen. Akhirnya hal ini membawa kepada suatu perpecahan yang tidak dapat terhindari lagi. [12]

Ajaran Gerakan Brahma Samay
Beberapa inti Ajaran dari gerakan Brahman Samay, adalah sebagai berikut:
a. Bahwa weda merupakan satu-satunya kitab suci sebagai dasar iman.
b. Tuhan adalah zat yang berpribadi dan tidak pernah meniti, Maha Mendengar,dan
   mengabulkan doa.
c. Menyembah Tuhan harus dilakukan dengan secara rohani
d. Jalan kelepasan untuk memperoleh keselamatan dilakukan dengan cara tobat serta menghentikan perbuatan dosa.[13]

III. GERAKAN RAMAKRISNA MISSION DAN AJARAN-AJARANNYA
Pergerakan ini dimulai oleh Sri Ramakrisna (1836-1886) dan penyebarannya dilakukan oleh muridnya yang dinamis, yaitu Svami Vivekananda. Beberapa murid – muridnya yang rajin meneruskan ajarannya ini mempergunakan cara misi atau Zending. Mereka mendirikan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, dan poliklinik-poliklinik,serta menggambarkan agamya dengan surat-surat selebaran dan bacaan-bacaan lainnya.



Tokoh-tokohnya adalah sebagai berikut:
a. Sri Ramakrisna
Ramakrisna Paramahamsa (1834-1886) atau (1836-1866 M.)  nama kecilnya adalah Gadahar Chattopadyay. Dia berasal dari keluarga Brahmana di desa kamarkur, Benggal. Pada usia 20 tahun ia menjadi seorang Imam Kuil di Calcultta, ajaran-ajaranya itu berpangkal pada bermacam-macam kepercayaan yang ada. Yang sebenarnya menuju pada satu tujuan perealisasian Tuhan.[14] Ia merupakan orang Hindu tulen, yang sudah bertahun-tahun menjadi Bhakta memuja Ibu Ilahi di kuil Daksimaswar, di deket Kalkuta. Sesudah itu ia mulai memberitakan agama Hindu yang dimurnikan dan mengumpulkan beberapa murid yang dengan rajin meneruskan ajarannya. [15]
Memahami pemikiran Ramakrisna merupakan suatu usaha yang cukup sulit karena dapat keliru dalam menanggapi arah yang sebenarnya. Pemikirannya lebih bersifat intuitif dari pada intelektual. Sehingga kalau hanya menekankan pada segi intelektualnya saja, maka ibarat orang pergi kekebun buah-buahan bukan untuk memakan buahnya tetapi hanya untuk berspekulasi menghitung-hitung cabang masing-masing pohon dan daun pada setiap cabang tersebut. Dia juga menggunakan kiasan-kiasan dan perumpamaan-perumpamaan dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya dan tidak mengunakan terminologi filosofis yang bersifat teknis. [16]

b. Svami Vivekananda
Svami Vavekananda adalah tokoh yang terbesar yang sangat berpengaruh besar dalam “mendinamiskan agama Hindu”. Ia merupakan murid Ramakrisna yang menyebarkan ajaran Ramakrisna Mission. Ia pernah menghadiri parlemen agama-agama Dunia di Chicago.
Ia menafsirakan ajaran advaita dengan tafsiran yang mampu membawa kebangkitan agama Hindu dengan menekankan pada nasionalisme dan usaha-usaha kemasyarakatan. Dia mengatakan bahwa India memerlukan otot dari baja, yang hanya dapat tercapai kalau cita-cita advaita, cita kesatuan dapat dimengerti dan terwujud. Mengenai Brahman, Vivekananda memberikan pengertian yang kemudian merupakan suatu permulaan bagi suatu agama baru. Interprestasinya sangat berpengaruh dikalangan bangsa India. Tafsiran Advaitanya itu selanjutnya mengatakan bahwa Tuhan dan tanah air India adalah satu; membebaskan tanah air adalah juga membebaskan Tuhan. Konsep maya menurut dia, bukannya memberikan pengertian ilusi semata, tetapi melalui maya justru dapat dimengerti “realitas” yang sesungguhnya sehingga menjadi jelas bahwa advaita tidak bersifat pasif tetapi sebaliknya, bersifat aktif. Brahma itu sendiri bersifat nyata. Dengan demikian dapat dinilai bahwa  gerakan ini bukan merupakan gerakan keagamaan saja, tetapi juga merupakan gerakan kebangsaan India.[17]

Ajaran-ajaran Gerakan Ramakrisna Mission
Gerakan ini mengajarkan paham monoisme absolut. Memandang dunia sebagai ilusi atau maya, serta mengakui bahwa Brahman adalah nyata dan merupakan wujud mutlak atau Tuhan yang Impersonal. Dan mempublikasikan tentang agama dan kebudayaan India.[18]

IV. KESIMPULAN
Gerakan Brahma Samay merupakan gerakan pembaharuan Hinduisme sebagai reaksi dari pengaruh agama Kristen. Dimana gerakan Brahma Samay ini bentak menolak kebiasaan yanag ada di Zaman tersebut. Seperti politeis, pemujaan patung-patung dan masih banyak lainnya.  Sebagai tokohnya yang sangat terkenal adalah Ram Mohan Roy. Banyak ajaran-ajaran yang disampaikan oleh gerakan ini. Seperti: Bahwa weda adalah satu-satunya kitab suci sebagai dasar iman.
Sedangkan Gerakan Ramakrisna Mission merupakan suatu gerakan yang lebih menekankan kepada Zat Tuhan. Serta memberikan keterangan yang modern terhadap agama Hindu. Namun dari kedua gerakan tersebut dapat dikatakan bahwa segala perjuangan orang untuk meniadakan cacat agama Hindu itu sebenarnya dibangkitkan oleh agama Kristen.
  
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Abdullah. Agama Dalam Ilmu Agama. Bandung: Nuansa Aulia. 2007
Ali, Matius. Filsafat India. Tanggerang: Sanggar Luxor. 2010
Ali, Mukti. Agama - agama Di Dunia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press. 1988
Hadiwijono, Harun. Agama Hindu dan Budha. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. 2008
Hadiwijono, Harun. Sari Filsafat India. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. 1989
Mashad, Dhuroruddin. Muslim di India. Jakarta: Pensil-324.2006
Thalhas. Pengantar Study Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: Galura Pase. 2006
T.S.G. Mulia. India Sejarah Politik dan Kebangsaan. Jakarta: Dinas Pemerintahan Balai Pustaka.1959



















[1] Thalhas, Pengantar Study Ilmu Perbandingan Agama, (Jakarta: Galura Pase, 2006), h.55
[2] Hadiwijono, Harun, Sari Filsafat India, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), h. 102
[3] T.S.G. Mulia. India Sejarah Politik dan Kebangsaan. (Jakarta: Dinas Penerbitan Balai Pustaka, 1959), h. 86
[4] Dhuroruddin Mashad. Muslim di India. (Jakarta: Pensil-342, 2006), h. 4
[5] Dhuroruddin Mashad. Muslim di India. (Jakarta: Pensil-342, 2006), h. 5
   [6] Dhuroruddin Mashad. Muslim di India. (Jakarta: Pensil-342, 2006), h. 5
[7] Mukti, Ali. Agama-agama di Dunia. (jogjakarta: IAIN Sunan Kalijaga press,1988), h. 88
                   [8] Mukti, Ali. Agama-agama di Dunia. (jogjakarta: IAIN Sunan Kalijaga press,1988), h. 88
[9] Mukti, Ali. Agama-agama di Dunia. (Jogjakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988), h. 88
[10] Mukti, Ali. Agama-agama di Dunia. (jogjakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988), h. 89
[11] Mukti, Ali. Agama-agama di Dunia. (Jogjakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988), h. 80
[12] Mukti Ali.  Agama-agama di Dunia (yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988) h. 89
[13] Abdullah Ali. Agama Dalam Ilmu Perbandingan, (Bandung: Nuansa Aulia,2007) h. 166
[14]Matius Ali, Filsafat India sebuahpengantarHinduisme&Buddhisme, Sanggar Luxor, 2010, h. 28
[15] Harun Hadiwijono. Sari Filsafat India. (Jakarta: Gunung Mulia, 1989) h. 105
[16] Harun Hadiwijono. Sari Filsafat India. (Jakarta: Gunung Mulia, 1989) h. 106
[17] Mukti Ali. Agama-agama di Dunia, (Jogjakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press. 1988), h. 93
[18] Mukti Ali. Agama-agama di Dunia, (Jogjakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press. 1988), h


Tidak ada komentar:

Posting Komentar